Recent Blog Post

New Post!

MENGOREKSI BAHASA INGGRIS ORANG

  • Ikatan Kimia adalah gaya tarik menarik yang kuat antara atom-atom tertentu bergabung membentuk molekul atau gabungan ion-ion sehingga keadaannya menjadi lebih stabil.

    Peranan Elektron pada Pembentukan Ikatan Kimia

    1. Aturan Oktet
    Atom-atom dikatakan stabil apabila konfigurasi elektronnya sama dengan konfigurasi gas mulia (golongan VIII A) yang dinamakan duplet untuk konfigurasi elektron terluarnya dua atau oktet untuk konfigurasi elektron terluarnya delapan.
    Untuk mencapai keadaan stabil seperti gas mulia, maka atom-atom membentuk konfigurasi elektron seperti gas mulia. Untuk membentuk konfigurasi elektron seperti gas mulia, dapat dilakukan dengan cara membentuk ion atau membentuk pasangan elektron bersama.
    2. Lambang Lewis
    Lambang Lewis adalah lambang atom disertai elektron valensinya.

    Ikatan Ion (Ikatan Elektrovalen)

    Ikatan ion adalah ikatan kimia yang terbentuk karena adanya gaya tarik-menarik elektrostatis antara ion positif dengan ion negatif.
    Pembentukan senyawa ion :
    1. Terjadi akibat terjadinya serah terima elektron
    2. Terjadi antara ion positif dan ion negatif
    3. Terjadi antara unsur logam dan nonlogam
    4. Terjadi antara unsur yang memiliki energi ionisasi dengan unsur afinitas elektron yang besar
    Contoh: Pembentukan NaCl

    nacl Ikatan Kovalen

    Ikatan kovalen adalah ikatan yang terbentuk karena memiliki elektron yang digunakan bersama. Biasanya ikatan kovalen terjadi antara unsur sesama nonlogam.
    Contoh :

    kovalen

    Macam-macam Ikatan Kovalen
    Ikatan Kovalen Tunggal adalah ikatan yang menggunakan sepasang elektron
    contoh pembentukan molekul hidrogen
    tunggal (sumber: jejaringkimia.blogspot.com)
    contoh pembentukan HCl (asam klorida)
    hcl
    Ikatan kovalen rangkap dua adalah ikatan yang menggunakan 2 pasang elektron
    contoh pembentukan molekul O­2
    02
    Ikatan kovalen rangkap tiga adalah ikatan yang menggunakan tiga pasang elektron
    contoh pembentukan N2 (gas nitrogen)
    nitrogen
    Ikatan kovalen koordinat adalah ikatan kovalen dimana pasangan elektron yang digunakan bersama berasal dari satu atom saja.
    Contoh Pembentukan NH4+
    amonia

    IKATAN KIMIA

  • Materi Struktur Atom pada pelajaran kimia kelas X terbilang  menarik. hal ini disebabkan karena apa yang kita pelajari hanya sepintas pada teori. siswa belajar sambil membayangkan tentang apa itu atom. untuk lebih jelas tentang materi Struktur Atom, sudah terdapat pada artikel ini.
    MATERI STRUKTUR ATOM PADA PELAJARAN KIMIA KELAS X
    Struktur Atom

    Atom merupakan bagian terkecil dari suatu materi. meskipun ukurannya yang sangat kecil, Atom adalah partikel paling kecil yang masih mempunyai sifat unsur. Menurut para ahli fisika, jari-jari suatu atom sekitar 3–15 nm (1 nm = 10-9 meter).sampai saat ini belum ditemukan alat yang dapat menggambarkan bentuk atom secara jelas untuk dapat diamati. meskipun belum dapat diketahui bentuknya secara jelas, para ahli dapat membuat perkiraan gambaran mengenai atom berdasarkan eksperimen dan kajian teoritis yang telah dilakukannya. gambaran atom menurut ahli disebut juga dengan istilah model atom. hal inilah yang mendasari terjadinya perubahan-perubahan tentang model atom berdasarkan perkembangan ilmu pengetahuan.

    john Dalton adalah orang yang pertama kali menemukan teori atom pada tahun 1803. dalton mengatakan bahwa atom merupakan partikel terkecil yang tidak dapat dibagi lagi. hingga akhirnya diketahui bahwa atom ternyata terdiri dari partikel-partikel yang lebih kecil lagi yang yaitu eletron, proton dan neutron. partikel penyusun atom itu disebut partikel subatom atau partikel dasar atom.

    A. Partikel Penyusun Atom
    MATERI STRUKTUR ATOM PADA PELAJARAN KIMIA KELAS X
    Partikel Penyusun Atom


    partikel penyusun atom ada tiga yaitu eletron, proton dan neutron.
    1. Elektron merupakan partikel subatom yang bermuatan negatif, ditemukan oleh Joseph John
    Thomson pada tahun 1897.
    2. Proton merupakan partikel subatom yang bermuatan positif, ditemukan oleh Eugen Goldstein
    pada tahun 1886.
    3. Neutron merupakan partikel subatom yang tidak bermuatan, ditemukan oleh James Chadwick pada
    tahun 1932.

    B. Nomor Atom dan Nomor Massa

    atom-atom dari unsur yang berbeda akan memiliki nomor atom dan nomor massa yang berbeda pula. hal ini disebabkan karena nomor atom dilihat dari jumlah proton yang terdapat pada atom sedangkan nomor massa dilihat dari jumlah proton dan neutron yang terdapat pada atom tersebut.

    C. Isotop, Isobar dan Isoton
    MATERI STRUKTUR ATOM PADA PELAJARAN KIMIA KELAS X
    Isotop, Isobar dan Isoton
    1. Isotop adalah atom-atom yang mempunyai nomor atom yang sama, tetapi massa atomnya berbeda. Nomor atom merupakan identitas dari atom, sehingga setiap atom yang mempunyai nomor atom yang sama maka unsurnya pun sama.
    2. Isobar adalah atom-atom yang mempunyai nomor atom yang berbeda tetapi massa atomnya sama.
    3. Isoton adalah atom-atom yang mempunyai jumlah neutron yang sama dari unsurunsur yang berbeda.

    D. Massa Atom dan Massa Molekul Relatif
    MATERI STRUKTUR ATOM PADA PELAJARAN KIMIA KELAS X
    Rumus Massa Atom dan Massa Molekul Relatif
    setiap atom memiliki massa yang berbeda-beda tergantung dari partikel-partikel penyusunnya. untuk membandingkan massa atom satu dengan yang lainnya maka digunakan pembanding yang telah di standarisasi yaitu massa 1 atom C-12 (=1 sma)

    1. massa atom relatif (Ar) adalah perbandingan massa rata-rata satu atom unsur terhadap massa
    satu atom C-12
    2. Massa molekul relatif  (Mr) Massa molekul relatif (Mr) adalah perbandingan antara massa rata-rata satu molekul unsur atau senyawa terhadap massa satu atom C-12.

    E. Konfigurasi Eletron
    MATERI STRUKTUR ATOM PADA PELAJARAN KIMIA KELAS X
    Konfigurasi Eletron
    atom tersusun berdasarkan partikel-pertikel penyusunnya yaitu eletron, proton dan neutron. penyebaran eletron, proton dan neutron dalam atom membentuk lapisan-lapisan yang disebut sebagai kulit atom. penyebaran eletron dapat diketahui berdasarkan konfigurasi eletron pada atom tersebut. Konfigurasi elektron menggambarkan penyebaran atau susunan elektron dalam
    atom.

    F. Perkembangan Model Atom
    MATERI STRUKTUR ATOM PADA PELAJARAN KIMIA KELAS X
    Perkembangan Teori Atom
    Istilah atom bermula dari zaman Leukipos danDemokritus yang mengatakan bahwa benda yang paling kecil adalah atom. Atom yang berasal dari bahasa Yunani yaitu atomos, a artinya tidak dan tomos artinya dibagi. Model atom mengalami perkembangan seiring dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan berdasarkan fakta-fakta eksperimen. adapun beberapa nama yang turut andil dalam penemuan perkembangan model atom antara lain:

    1. Model atom Dalton
    2. Model atom Thomson
    3. Model atom Rutherford
    4. Model atom Bohr
    5. Model atom mekanika kuantum

    ATOM

  • Gerak Melingkar

    Gerak Melingkar adalah gerak suatu benda yang membentuk lintasan berupa lingkaran mengelilingi suatu titik tetap. Agar suatu benda dapat bergerak melingkar ia membutuhkan adanya gaya yang selalu membelokkan-nya menuju pusat lintasan lingkaran. Gaya ini dinamakan gaya sentripetal. Suatu gerak melingkar beraturan dapat dikatakan sebagai suatu gerak dipercepat beraturan, mengingat perlu adanya suatu percepatan yang besarnya tetap dengan arah yang berubah, yang selalu mengubah arah gerak benda agar menempuh lintasan berbentuk lingkaran [1].

    Besaran gerak melingkar

    Besaran-besaran yang mendeskripsikan suatu gerak melingkar adalah \theta\!\omega\! dan \alpha\! atau berturur-turut berarti sudut, kecepatan sudut dan percepatan sudut. Besaran-besaran ini bila dianalogikan dengan gerak linier setara dengan posisi, kecepatan dan percepatan atau dilambangkan berturut-turut dengan r\!v\! dan a\!.
    Besaran gerak lurus dan melingkar
    Gerak lurusGerak melingkar
    BesaranSatuan (SI)BesaranSatuan (SI)
    poisisi r\!msudut \theta\!rad
    kecepatan v\!m/skecepatan sudut \omega\!rad/s
    percepatan a\!m/s2percepatan sudut \alpha\!rad/s2
    --perioda T\!s
    --radius R\!m

    Turunan dan integral

    Seperti halnya kembarannya dalam gerak linier, besaran-besaran gerak melingkar pun memiliki hubungan satu sama lain melalui proses integrasi dan diferensiasi.
    \int \omega\ dt = \theta \ \ \leftrightarrow\ \ \omega = \frac{d\theta}{dt}
    \int \alpha\ dt = \omega \ \ \leftrightarrow\ \ \alpha = \frac{d\omega}{dt}
    \int \int \alpha\ dt^2 = \theta \ \ \leftrightarrow\ \ \alpha = \frac{d^2\theta}{dt^2}

    Hubungan antar besaran sudut dan tangensial

    Antara besaran gerak linier dan melingkar terdapat suatu hubungan melalui R\! khusus untuk komponen tangensial, yaitu
    \theta = \frac{r_T}{R}\ \ , \ \ \omega = \frac{v_T}{R}\ \ , \ \ \alpha = \frac{a_T}{R}
    Perhatikan bahwa di sini digunakan r_T\! yang didefinisikan sebagai jarak yang ditempuh atau tali busur yang telah dilewati dalam suatu selang waktu dan bukan hanya posisi pada suatu saat, yaitu
    r_T \approx |\overrightarrow{r}(t+\Delta t)-\overrightarrow{r}(t)|\!
    untuk suatu selang waktu kecil atau sudut yang sempit.

    Jenis gerak melingkar

    Gerak melingkar dapat dibedakan menjadi dua jenis, atas keseragaman kecepatan sudutnya \omega\!, yaitu:
    • gerak melingkar beraturan, dan
    • gerak melingkar berubah beraturan.

    Gerak melingkar beraturan

    Gerak Melingkar Beraturan (GMB) adalah gerak melingkar dengan besar kecepatan sudut \omega\! tetap. Besar Kecepatan sudut diperolah dengan membagi kecepatan tangensial v_T\! dengan jari-jari lintasan R\!
    \omega = \frac {v_T} R
    Arah kecepatan linier v\! dalam GMB selalu menyinggung lintasan, yang berarti arahnya sama dengan arah kecepatan tangensial v_T\!. Tetapnya nilai kecepatan v_T\! akibat konsekuensi dar tetapnya nilai \omega\!. Selain itu terdapat pula percepatan radial a_R\! yang besarnya tetap dengan arah yang berubah. Percepatan ini disebut sebagai percepatan sentripetal, di mana arahnya selalu menunjuk ke pusat lingkaran.
    a_R = \frac {v^2} R = \frac {v_T^2} R
    Bila T\! adalah waktu yang dibutuhkan untuk menyelesaikan satu putaran penuh dalam lintasan lingkaran \theta = 2\pi R\!, maka dapat pula dituliskan
    v_T = \frac {2\pi R} T \!
    Kinematika gerak melingkar beraturan adalah
    \theta(t) = \theta_0 + \omega\ t
    dengan \theta(t)\! adalah sudut yang dilalui pada suatu saat t\!\theta_0\! adalah sudut mula-mula dan \omega\! adalah kecepatan sudut (yang tetap nilainya). E. Gerak melingkar berubah beraturan ===
    Gerak Melingkar Berubah Beraturan (GMBB) adalah gerak melingkar dengan percepatan sudut \alpha\!tetap. Dalam gerak ini terdapat percepatan tangensial a_T\! (yang dalam hal ini sama dengan percepatan linier) yang menyinggung lintasan lingkaran (berhimpit dengan arah kecepatan tangensial v_T\!).
    \alpha = \frac {a_T} R
    Kinematika GMBB adalah
    \omega(t) = \omega_0 + \alpha\ t \!
    \theta(t) = \theta_0 + \omega_0\ t  + \frac12 \alpha\ t^2 \!
    \omega^2(t) = \omega_0^2 + 2 \alpha\ (\theta(t) - \theta_0) \!
    dengan \alpha\! adalah percepatan sudut yang bernilai tetap dan \omega_0\! adalah kecepatan sudut mula-mula.

    Persamaan parametrik

    Gerak melingkar dapat pula dinyatakan dalam persamaan parametrik dengan terlebih dahulu mendefinisikan:
    • titik awal gerakan dilakukan (x_0,y_0)\!
    • kecepatan sudut putaran \omega\! (yang berarti suatu GMB)
    • pusat lingkaran (x_c,y_c)\!
    untuk kemudian dibuat persamaannya
    Hal pertama yang harus dilakukan adalah menghitung jari-jari lintasan R\! yang diperoleh melalui:
    R = \sqrt{(x_0 - x_c)^2 + (y_0 - y_c)^2} \!
    Setelah diperoleh nilai jari-jari lintasan, persamaan dapat segera dituliskan, yaitu
    x(t) = x_c + R cos(\omega t + \phi_x) \!
    y(t) = y_c + R sin(\omega t + \phi_y) \!
    dengan dua konstanta \phi_x \! dan \phi_y \! yang masih harus ditentukan nilainya. Dengan persyaratan sebelumnya, yaitu diketahuinya nilai (x_0,y_0)\!, maka dapat ditentukan nilai \phi_x \! dan \phi_y \!:
    \phi_x = \arccos \left( \frac{x_0 - x_c}{R} \right)\!
    \phi_y = \arcsin \left( \frac{y_0 - y_c}{R} \right)\!
    Perlu diketahui bahwa sebenarnya
    \phi_x = \phi_y \!
    karena merupakan sudut awal gerak melingkar.

    Hubungan antar besaran linier dan angular

    Dengan menggunakan persamaan parametrik, telah dibatasi bahwa besaran linier yang digunakan hanyalah besaran tangensial atau hanya komponen vektor pada arah angular, yang berarti tidak ada komponen vektor dalam arah radial. Dengan batasan ini hubungan antara besaran linier (tangensial) dan angular dapat dengan mudah diturunkan.

    Kecepatan tangensial dan kecepatan sudut

    Kecepatan linier total dapat diperoleh melalui
    v  = \sqrt{v_x^2 + v_y^2}
    dan karena batasan implementasi persamaan parametrik pada gerak melingkar, maka
    v_T  = v = \sqrt{v_x^2 + v_y^2}
    dengan
    v_x  = \dot{x} = \frac{dx}{dt}
    v_y  = \dot{y} = \frac{dy}{dt}
    diperoleh
    v_x  = -\omega R \sin(\omega t + \phi_x) \!
    v_y  = \omega R \cos(\omega t + \phi_x) \!
    sehingga
    v_T  = \sqrt{(-\omega)^2 R^2 \sin^2(\omega t + \phi_x) + \omega^2 R^2 \cos^2(\omega t + \phi_x)}\!
    v_T  = \omega R \sqrt{\sin^2(\omega t + \phi_x) + \cos^2(\omega t + \phi_x)}\!
    v_T  = \omega R\!

    Percepatan tangensial dan kecepatan sudut

    Dengan cara yang sama dengan sebelumnya, percepatan linier total dapat diperoleh melalui
    a  = \sqrt{a_x^2 + a_y^2}
    dan karena batasan implementasi persamaan parametrik pada gerak melingkar, maka
    a_T  = a = \sqrt{a_x^2 + a_y^2}
    dengan
    a_x  = \ddot{x} = \frac{d^2x}{dt^2}
    a_y  = \ddot{y} = \frac{d^2y}{dt^2}
    diperoleh
    a_x  = -\omega^2 R \cos(\omega t + \phi_x) \!
    a_y  = -\omega^2 R \sin(\omega t + \phi_x) \!
    sehingga
    a_T  = \sqrt{(-\omega)^4 R^2 \cos^2(\omega t + \phi_x) + \omega^4 R^2 \sin^2(\omega t + \phi_x)}\!
    a_T  = \omega^2 R \sqrt{\cos^2(\omega t + \phi_x) + \sin^2(\omega t + \phi_x)}\!
    a_T  = \omega^2 R\!

    Kecepatan sudut tidak tetap

    Persamaan parametric dapat pula digunakan apabila gerak melingkar merupakan GMBB, atau bukan lagi GMB dengan terdapatnya kecepatan sudut yang berubah beraturan (atau adanya percepatan sudut). Langkah-langkah yang sama dapat dilakukan, akan tetapi perlu diingat bahwa
    \omega \rightarrow \omega(t) = \int \alpha dt = \omega_0 + \alpha t \!
    dengan \alpha\! percepatan sudut dan \omega_0\! kecepatan sudut mula-mula. Penurunan GMBB ini akan menjadi sedikit lebih rumit dibandingkan pada kasus GMB di atas.
    Persamaan parametrik di atas, dapat dituliskan dalam bentuk yang lebih umum, yaitu:
    x(t) = x_c + R \cos \theta \!
    y(t) = y_c + R \sin \theta \!
    di mana \theta = \theta(t) \! adalah sudut yang dilampaui dalam suatu kurun waktu. Seperti telah disebutkan di atas mengenai hubungan antara \theta \!\omega \! dan \alpha \! melalui proses integrasi dan diferensiasi, maka dalam kasus GMBB hubungan-hubungan tersebut mutlak diperlukan.

    Kecepatan sudut

    Dengan menggunakan aturan rantai dalam melakukan diferensiasi posisi dari persamaan parametrik terhadap waktu diperoleh
    v_x(t) = - R \sin \theta\ \frac{d\theta}{dt} =  - \omega(t) R \sin \theta \!
    v_y(t) = R \cos \theta \ \frac{d\theta}{dt} = \omega(t) R \cos \theta \!
    dengan
    \frac{d\theta}{dt} = \omega(t) = \omega_0 + \alpha\ t \!
    Dapat dibuktikan bahwa
    v(t) = v_T(t) = \sqrt{v_x^2(t) + v_y^2(t)} = \omega(t) R \!
    sama dengan kasus pada GMB.

    Percepatan total

    Diferensiasi lebih lanjut terhadap waktu pada kecepatan linier dapat memberikan

    yang dapat disederhanakan menjadi

    Selanjutnya
    yang umumnya dituliskan
    dengan
    yang merupakan percepatan sudut, dan
    yang merupakan percepatan sentripetal. Suku sentripetal ini muncul karena benda harus dibelokkan atau kecepatannya harus diubah sehingga bergerak mengikuti lintasan lingkaran.

    GMB

  • - Copyright © Ricky's Blog - Powered by Blogger - Designed by Johanes Djogan -